Jumat, 06 Desember 2013

Massa Kecil Yang Sangat Menyenangkan Menjadi Sebuah KENANGAN

Kali ini bukan tentang cinta.

Sore itu hujan....Teringat masa kecil bersama sahabat-sahabat kecil dulu, dimana hujan
adalah alarm untuk bersuka cita dan bergembira.
Sebutlah hujan-hujanan, dimana kita esoknya demam menggigil, dimarahi orang tua,
 karena flu. Cuma obat dan teh hangat teman setelah kejadian itu.
Tak ada rasa menyesal. Malah rasa ingin mengulanginya semakin membesar.
Iya, tawa lepas sore itu.



Mungkin, masa kecilku seperti foto diatas. Dimana tak mungkin waktu itu aku mem-
foto kejadian ketika hujan- hujanan, waktu itu. Mengingat, dulu, aku lebih sering
menghabiskan waktu di dunia nyata, daripada dunia maya.
Atau mungkin, waktu itu memang belum ada dunia maya?
Entahlah…
Waktu itu aku tak peduli dunia maya.
Dan dimana, hujan sudah reda, kita kembali ke rumah dengan rasa was-was, mama pasti
sudah menunggu di depan pintu rumah. “Gak ada masa yang lebih keren, daripada masa
kecil; masa tanpa kemunafikan ”.
Yoaaaaaa! Sebut saja kami:


pasukan pantang pulang sebelum sore..... Entah, tradisi atau semacam kebiasaan, adzhan maghrib adalah bel kembali ke rumah,tak kenal apa agamamu, tak kenal apa warna kulitmu, tak kenal dari mana asalmu. FPImembers may not have a childhood. Maybe.




Aku rindu masa-masa kecil dulu. Masa-masa yang telah lama aku tinggalkan. Masa
kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan tak pernah mau
ku kenang, atau memang sebenarnya tak ada yang menyakitkan.
Bertempat tinggal di desa, membuatku, mempunyai banyak sekali teman
sepermainan waktu itu. Tentunya, teman tanpa rekayasa, gak seperti jaman
sekarang, kebanyakan teman udah kayak sinetron, penuh rekayasa.


12:00 WIB. Bel pulang sekolah berbunyi. Berarti. It’s time to rock!!

“Maem dulu baru maen,” kataMama, waktu itu.
“Ya maaaaaaaaaaaa,” jawabku, sambil mengambil nasi ke piring, sengaja kutuangkan
sedikit, agar dikiranya itu adalah sisa makanan yang baru aku makan. Males makan.
Kehilangan semenit aja jam main itu kalo jaman sekarang kayak udah kek seharian gak buka Twitter.

Tanpa sebuah komunikasi lewat handphone apalagi dunia maya, kita berkumpul dengan lengkap. Aneh. Tapi ini pernah kita alami. Tanpa handphone kita tetap manusia paling bahagia.
Tempat bermain kita gak netep, kita punya banyak lahan untuk bermain. Bermain bola tanpa garis batas itu hal biasa yang kita lakukan, mengingat berhektar-hektar lahan kosong, di desa kita.
Sedih, rasanya, sekarang tempat tanpa kemunafikan itu sekarang sudah berbentuk beton. Ketika uang bisa membeli alam. Remaja sekarang lebih memilih merasa hijau karena uang bukan
karena Alam. Padahal alam menyajikan apa yang gak bisa dibeli dengan uang.

Bermain di Lapangan

Hampir tiap hari, aku bermain dengan teman-teman kampungku. Mereka ada banyak sekali. Kadang mereka membuatku tertawa, kadang menangis. Tapi semuanya bagiku indah, semua yang aku lakukan bersama teman-teman kampungku. Tak ada sedikit pun rasa dendam waktu itu.
Kami disini biasa bermain:

Bentengan

Lebih seru daripada Photobox. Apa hubungannya gue juga gak tau.


Gobak sodor


Untuk memainkan permainan ini. Lo harus gesit!

Petak Umpet

Sebut saja si kucing penjaganya. Dan para kampret adalah yang ngumpet.

Kasti

Sejatinya, permainan kasti adalah memukul bola yang dilempar lawan sejauh- jauhnya, tapi yang kami lakukan adalah melempar pemukul sejauh-jauhnya.

Bermain Di Sawah

kami juga suka menyatu dengan alam, dengan tumbuh- tumbuhan dan hewan. Meski siang-siang, terik matahari, panas, kami tak peduli. Kami adalah sahabat matahari, tak ada yang perlu di takuti.
Lahan sawah yang habis di panen, serta habis diguyur air hujan juga tempat favorit kita
untuk bermain. Membentuk semacam danau. Yakali danau. Tepatnya, semacam got
berukuran besar. Pulang dengan gatal-gatal, dan baju putih yang memudar. Dan sebuah omelan. Hal itu sangat menyenangkan


Timezone mah, lewaaaaaaaaaaaaaaaat!


Masak-Masakan


",Ambuuu Diendin hoyong jadi Chef"
Dengan bumbu pisang dan daun-daun tanaman. Berlagak kek Chef Juna, padahal tukang bubur ayam.. hehehe. Anak-anak mengosrang-ngosreng masakan, diatas wajan tanah liat..


Nyari Ikan Di Kali

Bagi gue, mancing mania mah, gak ada kerennya. Mereka Cuma mancing, terus dapet ikan gede, terus dikembaliin.
Kita! Nyebur kali, terjun langsung ke lapangan (makanya kita-kita cocok jadi
pejabat, uhuk.), tanpa mengenal gatal, tanpa mengenal campur air kencing orang, sampe ‘pup’ pun kita terjang. Masa kecil tak terlupakan.

Gue malah kasian sama anak kecil jaman sekarang, yang masih kecil, tapi udah di kasih gadget, gak ada kerennya sama sekali. Mereka berhak berkeringat, mereka berhak berteman dengan alam,
mereka berhak tertawa bersama di tanah lapang bersama burung-burung perkutut.
Semua permainan mereka udah tersedia di gadget, tinggal nunggu waktu aja, apakah
permainan petak umpet, permainan-nya juga ngikut ngumpet?
Jaman udah berubah, kasian anak kecil jaman sekarang yang banyak makan lagu cinta,
bukannya makan kasih sayang.

Kemaren, ngeliat ada anak kecil di TV yang sangat histeris sampai nangis karena pengin
ketemu Coboy Junior? Aneh, hal yang tidak pernah gue alami waktu kecil dulu dan gak
akan pernah mau. Masa kecil gue dulu di obok-obok bukan di Eaa-eaaa...

"Kenapa anak kecil selalu gembira? karena dia tidak memikirkan masa lalu atau merisaukan masa depan"




Jadi, jangan terlalu bebani mereka Sedikit yang mungkin
bisa ngingetin kita sama masakecil:




















Dan hal paling kampret adalah:

KAAAMPREEEEETTTT,,,,,

Gue masih inget, si Teguh temen SD gue dulu, dicari- cariin gak ada padahal berangkat sekolah, dia udah tau kalo hari itu ada suntikan di SD. naah kalo Si Egi, temen gue yang udah dapet giliran di suntik waktu itu, minta ijin ke kamar mandi dulu buat pipis. Karena pintu ke gembok dari dalem dan gak ada jawaban dari dalem, Egi ngundang pak Yana  buat ngedobrak pintu.. Alhasil, ternyata si kampret ada di dalem kamar mandi itu. Saking ketakutannya, dia boker
sampe ketiduran. astajiiim Teguuuuuuuhh,,,  kangen SDN 01 VETERAN eeuyyy..
Hmmmm..

Sedikit kata-kata tentang masa kecil dan rasanya jatuh cinta, sekarang:
Aku ingin kembali ke masa kecil, saat cinta begitu asing di telinga. Hanya sebuah tawa
yang bisa membuat aku bahagia, walau tanpa cinta.

"Masa kecil, masa dimana begitu sederhananya, dimana ketika terjatuh hanya kaki yang terluka bukan hati"



"Kangen masa kecil, dimana cuma pengen duit jajan, bukan harapan"



"Cinta kok dipake mainan,masa kecil kurang mainan ya?"



Aku rindu masa kecilku, dimana aku gak butuh kamu, yang nyakitin aku. Aku hanya
butuh kamu, kamu, kamu teman-temanku.


Dan akhirnya, tulisan ini hanyalah sebuah nostalgia, dimana gak mungkin kita balik ke masa lalu, kecuali reinkarnasi. Masa kecil memang menyenangkan, tetapi.. masa depan harus jauh
lebih menyenangkan. Hidup cuma sekali. Sekali aja. Kalo mau tambah, ke rental PS aja

Bandoeng 1995 

diendin kebelet ke massa kecil.....




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar